Hidup itu Ujian, Hidup itu Pilihan
Kita takkan bisa memilih atas rahim mana dilahirkan. Namun, hidup dan mati sebagai Muslim adalah sebuah pilihan. Mungkin begitulah jalan pemikiran yang ingin mereka ungkapan kepada muslim dan orang-orang yang beragama non muslim. Kisah mualaf Indonesia yang bersyahadat setelah melihat kehidupan muslim yang Rasional.
Kisah Mualaf Indonesia terkini dengan advokasi mualaf indonesia oleh MCI Indonesia, Muslim Center Indonesia. Malam ini (18/2) dua narasumber mengisahkan perjalanan mereka menuju Agama Islam.
Selanjutnya, pencarian ini telah berawal sejak SD, ia ingin sekali sholat. Lalu, ia pun sholat walau sering teman-temannya menasehati bahwa sholatnya tidak sah karena ia belum bersyahadat. Tapi, ia merasakan ada ketenangan dalam sholat daripada pergi ke gereja. Usia SMP, ia ingin berpuasa tapi tak tahu cara yg benar. Yang ia tahu, dalam agamanya, puasa dilakukan 40 hari penuh. Justru, ia mengaku logis cara berpuasa Muslim, sahur sebelum subuh dan berbuka saat maghrib, manusiawi. Ia pun berpuasa sesuai tata cara Muslim walau belum berikrar syahadat. Selama 10 tahun pencarian, alhamdulillah ia bersyahadat saat kuliah di Universitas Kristen Indonesia. Menjelaskan identitas barunya, jelas, makian, tamparan, kutukan, pengusiran dilayangkan oleh keluarga.
Walau demikian, ia mengaku perlakuan itu tak seberapa dibanding dengan kisah mualaf indonesia dan kawan-kawan mualaf lainnya. Beberapa dipasung, dipaksa dikubur jenazahnya dengan tata cara agama awal mereka.
Bersyahadat 5 tahun yg lalu, saat ini narasumber sedang terus belajar di Ponpes Al Hijaz dibawah bimbingan ustad Zaitun Rasmin.
Kisah para mualaf merengkuh hidayah penuh motivasi harus di tempuh dengan jalan tekat kuat. Setelah mengetahui fakta itu, narasumber mengaku tak percaya lagi dg agamanya pun dg agama-agama lain, agnostik, ia mendefinisikan dirinya. Sayangnya, saat itu ia melihat agama pada person nya bukan pada ajarannya. Selanjutnya, ia sering berdoa dg caranya sendiri. Berdoa kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan yg lurus. Alhamdulillah, melalui beberapa tanda yg Allah berikan padanya, ia bersyahadat pada 2006.
Ia pun pulang sekolah mengabarkan kepada ayahnya. "Pap, aku Muslim sekarang. Papi kapan ikut aku?" Sontak saja, tamparan melayang padanya. "Entah apa yg ada dipikiran sy saat itu sehingga berani berkata demikian pada papi," ungkapnya.
Hari itu berakhir pengusiran, 6 bulan ia hidup di jalanan. Untuk mencukupi hidupnya, ia narik becak, kerja di bangunan. Sehingga kakeknya mengetahui keberadaannya dan diminta pulang. Tak berhenti disitu, adik kakaknya diantar sekolah dg mobil, ia dibiarkan berjalan kaki kadang bersepeda, sungguh ini kisah mualaf mengharukan demi mendapatakan hidayah. Juga, ketika di rumah sedang sholat dalam posisi rukuk tetiba ditendang dan akhirnya tersungkur. Tak jarang pula, ia harus berdebat dg adiknya yg missionaris.
Alhamdulillah, pada 2010, kenikmatan luar biasa bagi saudara kita yaitu ketika sang mama bersyahadat 2 minggu sebelum beliau meninggal dan 4 hari kemudian sang adik bungsunya juga bersyahadat. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah.
Beberapa kisah mualaf indonesia telah memotivasi kita dan Sejumlah 2954 mulaf telah bersyahadat di MCI. Di MCI Yogyakarta, data 2016, menunjukkan ada 325 mualaf, beberapa diantaranya warga negara asing. MCI digagas oleh koh Steven, ia adalah seorang mualaf. Relawan MCI pun beberapanya dari mualaf, dengan adanya MCI kita dapat mendapatkan sebuah hikmah dari kisah para mualaf indonesia. MCI telah hadir di kota-kota di Indonesia. Ia bergerak mengadvokasi para mualaf Indonesia terutama tentang akidah dan ekonomi. Semoga Allah meridhoi dan memudahkan setiap langkah kebaikan antum. Allahu musta'an...
Kita takkan bisa memilih atas rahim mana dilahirkan. Namun, hidup dan mati sebagai Muslim adalah sebuah pilihan. Mungkin begitulah jalan pemikiran yang ingin mereka ungkapan kepada muslim dan orang-orang yang beragama non muslim. Kisah mualaf Indonesia yang bersyahadat setelah melihat kehidupan muslim yang Rasional.
Kisah Mualaf Indonesia terkini dengan advokasi mualaf indonesia oleh MCI Indonesia, Muslim Center Indonesia. Malam ini (18/2) dua narasumber mengisahkan perjalanan mereka menuju Agama Islam.
Kisah Para Mualaf Indoneisa Merengkuh Hidayah
- Kisah Mualaf Indonesia dari Depok
Selanjutnya, pencarian ini telah berawal sejak SD, ia ingin sekali sholat. Lalu, ia pun sholat walau sering teman-temannya menasehati bahwa sholatnya tidak sah karena ia belum bersyahadat. Tapi, ia merasakan ada ketenangan dalam sholat daripada pergi ke gereja. Usia SMP, ia ingin berpuasa tapi tak tahu cara yg benar. Yang ia tahu, dalam agamanya, puasa dilakukan 40 hari penuh. Justru, ia mengaku logis cara berpuasa Muslim, sahur sebelum subuh dan berbuka saat maghrib, manusiawi. Ia pun berpuasa sesuai tata cara Muslim walau belum berikrar syahadat. Selama 10 tahun pencarian, alhamdulillah ia bersyahadat saat kuliah di Universitas Kristen Indonesia. Menjelaskan identitas barunya, jelas, makian, tamparan, kutukan, pengusiran dilayangkan oleh keluarga.
Walau demikian, ia mengaku perlakuan itu tak seberapa dibanding dengan kisah mualaf indonesia dan kawan-kawan mualaf lainnya. Beberapa dipasung, dipaksa dikubur jenazahnya dengan tata cara agama awal mereka.
Bersyahadat 5 tahun yg lalu, saat ini narasumber sedang terus belajar di Ponpes Al Hijaz dibawah bimbingan ustad Zaitun Rasmin.
- Kisah Mualaf Indonesia dari Yogyakarta
Kisah para mualaf merengkuh hidayah penuh motivasi harus di tempuh dengan jalan tekat kuat. Setelah mengetahui fakta itu, narasumber mengaku tak percaya lagi dg agamanya pun dg agama-agama lain, agnostik, ia mendefinisikan dirinya. Sayangnya, saat itu ia melihat agama pada person nya bukan pada ajarannya. Selanjutnya, ia sering berdoa dg caranya sendiri. Berdoa kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan yg lurus. Alhamdulillah, melalui beberapa tanda yg Allah berikan padanya, ia bersyahadat pada 2006.
Ia pun pulang sekolah mengabarkan kepada ayahnya. "Pap, aku Muslim sekarang. Papi kapan ikut aku?" Sontak saja, tamparan melayang padanya. "Entah apa yg ada dipikiran sy saat itu sehingga berani berkata demikian pada papi," ungkapnya.
Hari itu berakhir pengusiran, 6 bulan ia hidup di jalanan. Untuk mencukupi hidupnya, ia narik becak, kerja di bangunan. Sehingga kakeknya mengetahui keberadaannya dan diminta pulang. Tak berhenti disitu, adik kakaknya diantar sekolah dg mobil, ia dibiarkan berjalan kaki kadang bersepeda, sungguh ini kisah mualaf mengharukan demi mendapatakan hidayah. Juga, ketika di rumah sedang sholat dalam posisi rukuk tetiba ditendang dan akhirnya tersungkur. Tak jarang pula, ia harus berdebat dg adiknya yg missionaris.
Alhamdulillah, pada 2010, kenikmatan luar biasa bagi saudara kita yaitu ketika sang mama bersyahadat 2 minggu sebelum beliau meninggal dan 4 hari kemudian sang adik bungsunya juga bersyahadat. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah.
Beberapa kisah mualaf indonesia telah memotivasi kita dan Sejumlah 2954 mulaf telah bersyahadat di MCI. Di MCI Yogyakarta, data 2016, menunjukkan ada 325 mualaf, beberapa diantaranya warga negara asing. MCI digagas oleh koh Steven, ia adalah seorang mualaf. Relawan MCI pun beberapanya dari mualaf, dengan adanya MCI kita dapat mendapatkan sebuah hikmah dari kisah para mualaf indonesia. MCI telah hadir di kota-kota di Indonesia. Ia bergerak mengadvokasi para mualaf Indonesia terutama tentang akidah dan ekonomi. Semoga Allah meridhoi dan memudahkan setiap langkah kebaikan antum. Allahu musta'an...